Kata kuncinya adalah keserakahan. Sejarah manusia senantiasa diwarnai dengan keserakahan. Keserakahan adalah dosa manusia yang tertua.
Awal dari keserakahan adalah kebiasaan makan kita. Berapa banyak orang yang masih terus makan padahal sudah kenyang ? berapa banyak orang yang mengambil makanan lebih banyak dari yang dapat di tampung perutnya sendiri ?
Bagaimana dengan perilaku kita dalam berbelanja ? apakah kita membeli apa yang kita butuhkan ? ataukah kita lebih banyak membeli yang kita inginkan ? atau memang kita sulit membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan ?
Pertanyaannya bisakah kita bebas dari keserakahan ? tentu saja bisa ! asal kita tahu apa penyebabnya. Menurut saya ada 3 (tiga) penyebab keserakahan. pertama dan yang terutama adalah rasa takut. Kita senantiasa takut pada masa depan. Kita takut kekurangan, takut miskin. Pada tingkat tertentu rasa takut ini sebenarna wajar saja. yang berbahaya apabila rasa takut telah menjadi sindrom, gaya hidup maupun paradigma. Inilah yang membuat kita selalu merasa kurang, sehingga menginginkan sesuatu yang lebih banyak lagi. Ketakutan seperti inilah yang merasuki bangsa kita.
Penyebab kedua adalah karena kita menganggap diri kita semata - mata mahkluk fisik. Kita mengukur segala sesuatu semata - mata dari aspek fisik. Kita sering lupa bahwa kita hidup tidak untuk selama - lamanya, begitu kita mati nanti kita meninggalkan apa yang kita kumpulkan dan hanya membawa apa yang telah kita dermakan. Dalam paradigma fisik, berbagi berarti berkurang : padahal dalam spiritualitas berbagi justru berarti bertambah.
Penyebab ketiga adalah karena kita tidak percaya kepada Allah SWT. Kita mungkin percaya bahwa Allah SWT. itu ada, tetapi kita tidak sungguh - sungguh yakin bahwa Dia dapat menjamin masa depan kita. Inilah yang senantiasa membuat kita hidup dalam keserakahan. Perilaku kita sering menunjukkan bahwa kita lebih percaya kepada segala sesuatu yang kasat mata. Kita lebih percaya kepada harta daripada kepada Allah SWT. Wallahu Alam....
Awal dari keserakahan adalah kebiasaan makan kita. Berapa banyak orang yang masih terus makan padahal sudah kenyang ? berapa banyak orang yang mengambil makanan lebih banyak dari yang dapat di tampung perutnya sendiri ?
Bagaimana dengan perilaku kita dalam berbelanja ? apakah kita membeli apa yang kita butuhkan ? ataukah kita lebih banyak membeli yang kita inginkan ? atau memang kita sulit membedakan mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan ?
Pertanyaannya bisakah kita bebas dari keserakahan ? tentu saja bisa ! asal kita tahu apa penyebabnya. Menurut saya ada 3 (tiga) penyebab keserakahan. pertama dan yang terutama adalah rasa takut. Kita senantiasa takut pada masa depan. Kita takut kekurangan, takut miskin. Pada tingkat tertentu rasa takut ini sebenarna wajar saja. yang berbahaya apabila rasa takut telah menjadi sindrom, gaya hidup maupun paradigma. Inilah yang membuat kita selalu merasa kurang, sehingga menginginkan sesuatu yang lebih banyak lagi. Ketakutan seperti inilah yang merasuki bangsa kita.
Penyebab kedua adalah karena kita menganggap diri kita semata - mata mahkluk fisik. Kita mengukur segala sesuatu semata - mata dari aspek fisik. Kita sering lupa bahwa kita hidup tidak untuk selama - lamanya, begitu kita mati nanti kita meninggalkan apa yang kita kumpulkan dan hanya membawa apa yang telah kita dermakan. Dalam paradigma fisik, berbagi berarti berkurang : padahal dalam spiritualitas berbagi justru berarti bertambah.
Penyebab ketiga adalah karena kita tidak percaya kepada Allah SWT. Kita mungkin percaya bahwa Allah SWT. itu ada, tetapi kita tidak sungguh - sungguh yakin bahwa Dia dapat menjamin masa depan kita. Inilah yang senantiasa membuat kita hidup dalam keserakahan. Perilaku kita sering menunjukkan bahwa kita lebih percaya kepada segala sesuatu yang kasat mata. Kita lebih percaya kepada harta daripada kepada Allah SWT. Wallahu Alam....
2 komentar:
Abangku PATEN kali bahasa dan susunan katanya.......semoga next lebih PATEN lagi....he...he...heee
Thanks Rudi... insya ALLAH demikian ya
Posting Komentar